Cara Sekolah Ramah Lingkungan dengan Program Kertas Bekas
15/10/2025 | ArtikelSekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat membentuk karakter dan kepedulian terhadap lingkungan. Salah satu langkah sederhana namun berdampak besar adalah dengan menerapkan program pengelolaan kertas bekas. Selain mengurangi sampah, program ini juga bisa menjadi sarana edukasi bagi siswa untuk belajar menjaga bumi. Berikut 10 cara sekolah dapat menjadi lebih ramah lingkungan melalui program kertas bekas.
1. Menyediakan Tempat Khusus Pengumpulan Kertas Bekas
Langkah pertama adalah menyediakan kotak atau tempat khusus untuk mengumpulkan kertas bekas di setiap kelas dan ruang kantor. Pisahkan antara kertas yang masih bisa digunakan dan yang sudah tidak layak pakai. Dengan begitu, pengelolaan kertas menjadi lebih teratur dan efektif.
2. Mengadakan Program “Satu Sisi Masih Bisa”
Banyak kertas yang dibuang padahal masih kosong di satu sisinya. Sekolah bisa membuat program “Gunakan Sisi Lainnya” agar siswa dan guru membiasakan diri menulis atau mencetak di sisi belakang kertas yang masih kosong.
3. Membuat Buku Catatan Daur Ulang
Kumpulan kertas bekas yang masih bersih bisa dijilid menjadi buku catatan daur ulang untuk digunakan di kelas. Kegiatan ini bisa dijadikan proyek bersama siswa, sehingga mereka belajar kreativitas sekaligus peduli lingkungan.
4. Mengubah Kertas Bekas Menjadi Kerajinan Tangan
Program seni bisa diarahkan untuk membuat karya dari kertas bekas, seperti hiasan dinding, bingkai foto, atau kartu ucapan. Selain melatih kreativitas, kegiatan ini juga mengajarkan bahwa barang bekas masih bisa memiliki nilai estetika dan ekonomi.
5. Mengadakan Kompetisi Daur Ulang
Untuk meningkatkan semangat siswa, sekolah bisa mengadakan lomba daur ulang kertas bekas, misalnya membuat produk kreatif, poster edukatif, atau kampanye lingkungan. Dengan cara ini, edukasi lingkungan terasa lebih menyenangkan.
6. Bekerja Sama dengan Bank Sampah atau Komunitas Daur Ulang
Sekolah dapat menjalin kerja sama dengan bank sampah, komunitas hijau, atau industri daur ulang lokal. Kertas bekas yang sudah terkumpul dapat disalurkan untuk diolah kembali, sementara hasilnya bisa membantu kegiatan sosial sekolah.
7. Digitalisasi Dokumen Sekolah
Salah satu penyebab menumpuknya kertas adalah penggunaan dokumen fisik. Sekolah bisa mulai beralih ke sistem digital, seperti absensi online, nilai digital, dan pengumuman melalui email. Selain efisien, cara ini juga mengurangi konsumsi kertas secara signifikan.
8. Edukasi dan Sosialisasi Tentang Daur Ulang
Guru dapat mengintegrasikan materi pendidikan lingkungan dan daur ulang ke dalam pelajaran IPA, IPS, atau Prakarya. Dengan memahami dampak positif daur ulang, siswa akan lebih sadar dan ikut berpartisipasi aktif.
9. Membuat “Hari Tanpa Kertas”
Tetapkan satu hari dalam seminggu atau sebulan di mana semua kegiatan sekolah dilakukan tanpa menggunakan kertas. Siswa dan guru dapat menggunakan perangkat digital atau metode diskusi langsung. Kegiatan ini menjadi simbol komitmen sekolah terhadap lingkungan.
10. Menjual atau Mengelola Kertas Bekas untuk Dana Sosial
Kertas bekas yang dikumpulkan dapat dijual ke pengepul atau bank sampah, dan hasilnya digunakan untuk kegiatan sosial, seperti penanaman pohon atau bantuan untuk siswa yang membutuhkan. Dengan begitu, program ini tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga menumbuhkan kepedulian sosial.